Sabtu, 31 Oktober 2015

all about destiny << jangan dilihat

            

Sepandang dari kata "Takdir"





               tentang banyaknya kebahagiaan Semua ini tentang banyaknya senyuman Yang hampir hilang oleh beberapa kesedihan Yang kini terganti oleh sebuah tangisan Sedikit saja berpikir jauh Mungkin aku lah manusia paling tidak biasa Sedikit saja berpikir tenang Aku akan tetap menjadi manusia seperti manusia biasa yang lain Matahari dan sinarnya hanya lukisan mata Tetapi tetap saja hati ini tak terhibur Malam adalah waktu yang tepat untuk terbangun Dan cahaya bulan tetap menjadi sang penghibur Jika takdir bisa dibeli, dipesan dan dirubah Aku tak ingin melakukan semua itu Aku akan terus bermimpi untuk menjalani mimpi Meski takkan mudah untuk menjadikan semua itu nyata Jika takdir bisa dibeli, dipesan dan dirubah...

             Jika kamu adalah sosok yang sempurna, lalu maukah kamu menjadi sosok yang cacat? Jika kamu adalah sosok yang menyenangkan, lalu maukah kamu menjadi sosok yang menjengkelkan? Jika kamu adalah sosok yang punya wajah tampan/cantik, lalu maukah kamu menjadi sosok yang buruk rupanya? Jika kamu adalah sosok yang pintar, lalu maukah kamu menjadi sosok yang bodoh? Aku yakin, 99% menjawab tidak.
            Antara Kehendak Makhluk dan Kehendak-Nya
Beriman dengan benar terhadap takdir bukan berarti meniadakan kehendak dan kemampuan manusia untuk berbuat. Hal ini karena dalil syariat dan realita yang ada menunjukkan bahwa manusia masih memiliki kehendak untuk melakukan sesuatu.
Dalil dari syariat, Allah Ta’ala telah berfirman tentang kehendak makhluk,

ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَن شَآءَ اتَّخَذَ إِلىَ رَبِّهِ مَئَابًا {39}             
“Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.” (QS. An Nabaa’:39)

نِسَآؤُكُمْ حَرْثُ لَّكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ… {223}          

“Isteri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah 
tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. …”(Al Baqoroh:223)
Adapun tentang kemampuan makhluk Allah menjelaskan,
                                                                                                                            فَاتَّقُوا اللهَ مَااسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لأَنفُسِكُمْ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ                {16}          

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta’atlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu . Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang 
beruntung.” (QS. At Taghobun :16)
لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ رَبَّنَا …{286}        
      
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya….”(QS. Al Baqoroh:286)

           Sedangkan realita yang ada menunjukkan bahwa setiap manusia mengetahui bahwa dirinya memiliki kehendak dan kemampuan. Dengan kehendak dan kemampuannya, dia melakukan atau meninggalkan sesuatu. Ia juga bisa membedakan antara sesuatu yang terjadi dengan kehendaknya (seperti berjalan), dengan sesuatu yang terjadi tanpa kehendaknya, (seperti gemetar atau bernapas). Namun, kehendak maupun kemampuan makhluk itu terjadi dengan kehendak dan kemampuan Allah Ta’la karena Allah berfirman,
لِمَن شَآءَ مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ {28} وَمَاتَشَآءُونَ إِلآَّ أَن يَشَآءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ {29} 
       
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. At Takwiir:28-29). Dan karena semuanya adalah milik Allah maka tidak ada satu pun dari milik-Nya itu yang tidak diketahui dan tidak dikehendaki oleh-Nya.[5]

#tulisanpertamaFAR99


contact person:081221803746

contact person:081221803746